
Dalam upaya mempromosikan pendidikan untuk keberlanjutan, Mandala Majapahit yang terletak di Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) berfungsi sebagai sumber belajar yang vital bagi mahasiswa. Sudut unik ini, yang dikelola oleh Departemen Arkeologi, berfokus pada studi masalah-masalah yang berkaitan dengan peradaban Jawa kuno.
Mandala Majapahit buka setiap hari kerja, menyediakan lingkungan yang ramah bagi mahasiswa untuk menjelajahi sejarah kaya Jawa. Fasilitas ini dirancang untuk mendorong pembelajaran melalui berbagai cara, termasuk melihat artefak, membaca buku, dan terlibat dalam diskusi tentang masalah arkeologi dan sejarah. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mempromosikan pendidikan berkualitas dan memperdalam pemahaman tentang warisan budaya.
Departemen Arkeologi telah mengkurasi koleksi artefak dan literatur yang mencerminkan kompleksitas masyarakat Jawa kuno. Mahasiswa dapat membenamkan diri dalam sejarah Kerajaan Majapahit, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Dengan mempelajari materi-materi ini, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang dinamika sosial-politik, perdagangan, dan pertukaran budaya yang membentuk wilayah tersebut.
Inisiatif di Mandala Majapahit sangat signifikan dalam konteks pendidikan untuk keberlanjutan. Dengan memahami masa lalu, mahasiswa lebih siap untuk menghadapi isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan. Pelajaran yang dipetik dari peradaban kuno dapat menginformasikan praktik dan kebijakan saat ini, memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi warisan budaya yang kaya.
Sebagai kesimpulan, Mandala Majapahit berdiri sebagai bukti pentingnya pendidikan dalam melestarikan warisan budaya dan mempromosikan keberlanjutan. Dengan menyediakan akses ke sumber daya dan mendorong diskusi, ia memainkan peran penting dalam membentuk masa depan studi arkeologi di Indonesia. Mahasiswa dan masyarakat umum diundang untuk memanfaatkan sumber daya berharga ini, memastikan bahwa pelajaran dari masa lalu terus menginspirasi generasi mendatang.
Naskah: Sektiadi dibantu search.ugm/ai
Foto: Haybah Shabira