Untuk karya Dra. Djaliati Sri Nugrahani, M.A., dapat dilihat di sini.
Kelahiran Wonosobo yang besar di Purwokerto, putri sulung pasangan Pak dan Ibu Hajid, menikah dengan teman seangkatannya, Drs. Gutomo Sidharta. Bidang kajian yang ia tekuni awalnya adalah Arkeologi Klasik, terlihat dari skripsi tentang relief Candi Borobudur. Arkeologi seni menjadi pendalaman topik. Kemudian, ia juga merambah ke museologi dan cultural resources management. Selain kegiatan akademik, pengabdian kepada masyarakat dilakukan pada lingkup yang terkait dengan kebudayaan secara luas, bahkan sempat menjadi anggota Dewan Kebudayaan Provinsi DIY tahun 2009-2013.
Salah satu minatnya adalah tekstil tradisional. Riset tentang tenun dan pengembangannya dilakukan bersama beberapa kolega di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada bidang batik, ia pernah menjadi anggota/pengurus perkumpulan Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad. Melalui riset, ia bersama beberapa kolega juga akhirnya dapat mencipta motif batik “Tangguh Waskita” yang mendapatkan pencatatan hak cipta. Ia membina beberapa komunitas batik yang berada di dekat cagar budaya, seperti di Sangiran (Sragen), Sojiwan (Klaten), dan Banyunibo (Sleman). Berbagai pameran juga dilakukan untuk mengenalkan kain-kain tradisional.
Di dunia permuseuman, awal yang ditekuni adalah menjadi pengajar mata kuliah Pengantar Museologi. Kemudian, ia melakukan beberapa riset koleksi di Museum Sonobudoyo, zaman belum terdapat jabatan kurator di museum. Selain itu, juga melakukan inventarisasi koleksi di Sonobudoyo, hingga salah satu terbitannya adalah katalog koleksi emas Museum Sonobudoyo. Di Museum ini, beberapa kali ia dipercaya sebagai anggota tim kurator pameran, antara lain pameran topeng, pameran tentang makanan, dan pameran tentang wanita.
Dalam bidang kurasi ini beberapa pekerjaan dilakukan, seperti menyusun pameran untuk Museum Kailasa, Dieng, studio pemugaran di kompleks Candi Sewu, displai tentang candi di kompleks Candi Sojiwan. Ia juga mengkurasi pameran bersama museum-museum DIY. Penerima beasiswa Yayasan Arsari Djojohadikusumo ini juga menjadi kurator Mandala Majapahit UGM. Di bidang permuseuman ini, D.S. Nugrahani kemudian menjadi ketua Pengelola Museum UGM sejak Januari 2021. Kesibukannya juga bertambah dengan menjadi pengurus Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dan salah satu pendiri Perkumpulan Profesi Museolog Indonesia (PPMI).
Di bidang pengajaran, beberapa mata kuliah yang diajarkan D.S. Nugrahani biasanya terkait dengan masalah Arkeologi Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, terkait Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi (CRM), dan museologi terutama terkait pameran.
Pada beberapa waktu terakhir DS Nugrahani juga membina kelompok-kelompok mahasiswa yang mengikuti Lomba Karya Tulis.
Penerbitan buku kelihatannya mengikuti terus jejaknya. Ia menjadi penulis, editor, dan pelaksana beberapa penerbitan, mulai dari buku 700 tahun Majapahit yang melegenda itu, hingga beberapa buku yang diterbitkan oleh Departemen Arkeologi. Bersama dengan tim dari Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) ia juga menulis dua buku untuk anak-anak terkait warisan budaya.
Dra. Djaliati Sri Nugrahani, M.A., memasuki pensiun pada semester pertama tahun 2024. Jika dihitung, beliau sudah berada di lingkungan Arkeologi selama empat puluh enam tahun, sejak masuk menjadi mahasiswa tahun 1978. Departemen Arkeologi sendiri baru berusia 61 tahun, sejak berdiri tahun 1962. Oleh karena itu, beliau telah menyaksikan dinamika di Departemen Arkeologi nyaris pada tiga perempat bagian terakhirnya, meski tentu peran aktif baru intensif setelah menjadi staf pengajar, pada 34 tahun yang lalu.