
Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya UGM tahun 2025, Nurkotimah, seorang lulusan Program Studi Arkeologi, telah mendapatkan penghargaan sebagai Alumni Berprestasi. Penghargaan ini menyoroti kontribusinya yang signifikan dalam bidang arkeologi dan pelestarian budaya, khususnya di Indonesia.
Perjalanan Nurkotimah dimulai ketika ia mendaftar di program Arkeologi FIB UGM dari tahun 2010 hingga 2014 sebagai penerima beasiswa Bidik Misi. Kinerja akademisnya sangat baik, dan ia dengan cepat terlibat dalam berbagai organisasi mahasiswa, menunjukkan komitmennya terhadap keberagaman budaya dan keterlibatan komunitas. Sebagai koordinator bidang Humas di Himpunan Mahasiswa Arkeologi, ia memainkan peran penting dalam mempromosikan kesadaran arkeologi di kalangan teman-temannya.
Selama masa kuliah, Nurkotimah juga menjabat sebagai koordinator Bidang Budaya dan Seni di Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UGM. Posisi ini memungkinkannya untuk mengeksplorasi dan mempromosikan warisan budaya Indonesia yang kaya, menekankan pentingnya pelestarian seni dan praktik tradisional. Kepemimpinannya di organisasi-organisasi ini membangun fondasi yang kuat untuk upaya-upaya di masa depan dalam bidang arkeologi.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana, Nurkotimah melanjutkan studi Magister Arkeologi di UGM, didukung oleh beasiswa LPDP dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dari tahun 2017 hingga 2019, ia terus berprestasi secara akademis sambil juga mengambil peran penting dalam komunitas LPDP. Sebagai Sekretaris Eksternal Kelurahan LPDP UGM, ia memfasilitasi hubungan antara mahasiswa dan komunitas yang lebih luas, mendorong semangat kolaborasi dan pertukaran budaya.
Kecintaan Nurkotimah terhadap keberagaman budaya terlihat dalam proyek-proyek kreatifnya. Ia telah mengonsep dan menyutradarai beberapa pertunjukan yang merayakan warisan budaya Indonesia yang kaya. Di antara yang paling terkenal adalah sendratari “Dyah Bhumijaya: Kisah Nyata dari Abad-9 M”, yang menghidupkan narasi sejarah melalui ekspresi artistik. Karyanya tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik penonton tentang harta arkeologi Indonesia.
Proyek signifikan lainnya adalah sendratari “Siwa Grha Candi Prambanan”, yang menyoroti pentingnya arsitektur dan budaya Candi Prambanan. Melalui arahannya, Nurkotimah berhasil menggabungkan tari tradisional dengan penceritaan, menciptakan pengalaman yang menarik yang beresonansi dengan penonton lokal dan internasional.
Selain upaya teatrikalnya, Nurkotimah juga berkontribusi pada proyek Sound of Borobudur, di mana ia bekerja sebagai pengkaji arkeologi. Inisiatif ini bertujuan untuk mereplikasi alat musik yang digambarkan dalam relief Candi Borobudur, lebih menekankan pentingnya pelestarian budaya dan peran arkeologi dalam memahami masa lalu Indonesia.
Dedikasi Nurkotimah terhadap keberagaman budaya dan pendekatannya yang inovatif terhadap arkeologi menjadikannya panutan bagi mahasiswa yang bercita-cita tinggi. Prestasinya menjadi bukti dampak yang dapat diberikan pendidikan dan keterlibatan budaya terhadap masyarakat. Saat ia terus menginspirasi orang lain, Nurkotimah tetap berkomitmen untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia yang kaya melalui karyanya.
Seiring dunia semakin mengakui pentingnya keberagaman budaya dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kontribusi Nurkotimah menonjol sebagai mercusuar harapan dan inspirasi. Perjalanannya mencerminkan bagaimana individu dapat membuat perbedaan di komunitas mereka dengan merangkul dan merayakan identitas budaya mereka.
Penulis: Sektiadi dibantu ugm/search
Foto: Sektiadi