Pembelajaran di dalam kampus perlu memperhatikan suasana yang nyaman dan adanya ketersediaan fasilitas penunjang untuk kaum difabel. Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) yang bertempat di Gedung Margono Djojohadikusumo menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan yang nyaman serta inklusif berupa ruang terbuka hijau dan fasilitas yang ramah bagi kaum difabel. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua mahasiswa, tanpa memandang keberagaman kemampuan, dapat mengakses pendidikan secara optimal. Hal ini selaras dengan implementasi SDGs pada poin ke-10 yaitu reduced inequalities atau mengurangi ketimpangan, dan SDGs pada poin ke-11 yaitu sustainable cities and communities atau membangun pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Departemen Arkeologi FIB UGM memandang inklusi sebagai salah satu nilai utama dalam sistem pendidikan. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan aksesibilitas, fasilitas di departemen telah dirancang dan dikelola dengan mempertimbangkan kebutuhan kaum difabel.
Beberapa fasilitas utama yang telah disediakan di Departemen Arkeologi FIB UGM untuk mendukung kenyamanan pembelajaran dan ramah kaum difabel antara lain:
-
- lingkungan terbuka hijau: Halaman dari Departemen Arkeologi FIB UGM ditanami dengan berbagai pohon untuk membuat suasana pembelajaran nyaman dan sejuk, contohnya seperti pohon matoa (Pometia pinnata), pohon waru (Hibiscus tilliaceus), duwet (Syzygium cumini), pohon kepel (Stelechocarpus burahol) di sekitar area panggung terbuka, dan berbagai tanaman hias. Uniknya, tanaman-tanaman yang disebutkan tadi sudah agak langka ditemukan di sekitar lingkungan Kota Yogyakarta.
- Ketersediaan tempat diskusi: Kegiatan diskusi dan bercengkrama mahasiswa juga menjadi perhatian bagi Departemen Arkeologi serta Fakultas Ilmu Budaya UGM, untuk itu menyediakan tempat diskusi berupa bangku & meja menjadi bentuk kampus menunjang kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan pembelajaran.
Aksesibilitas bangunan: Rancangan bangunan dan ruang kelas pada Gedung Margono Djojohadikusumo telah disesuaikan agar mudah diakses oleh orang dengan disabilitas, termasuk adanya rampart facility for wheel chair atau fasilitas rampa untuk pengguna kursi roda, tangga yang dilengkapi reels untuk kaum manula atau yang memerlukan pada umumnya, adanya tempat parkir sepeda, dan jalan setapak (path) yang di desain nyaman dan ramah bagi kaum disabilitas untuk menghubungkan antar gedung serta halaman di lingkungan kampus.
Dengan terus mendorong inklusi dan aksesibilitas kampus hijau, Departemen Arkeologi FIB UGM berharap dapat ikut berpartisipasi menjadi contoh positif bagi institusi pendidikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan.