Berbagai objek dari masa kolonial sering merupakan kenangan budaya yang terkait dengan kekerasan. Namun, objek-objek ini juga menyediakan lahan subur bagi narasi baru, kegiatan budaya, usaha ekonomi, dan kampanye politik.
Bekerja sama dalam konteks proyek Pressing Matter yang dilakukan antara para ahli dari Indonesia dan Belanda, Departemen Arkeologi FIB UGM, NIOD Institute the Netherlands, dan Institute Bantenologi Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin menyelenggarakan Workshop bertema Bouncing Forward, Looking Back: Cultural objects, Archaeological sites and Responses to Colonial Violence.
Kegiatan ini dibuka tanggal 27 Mei 2024 di UIN Sunan Maulana Hasanuddin, Serang. Wakil Rektor UIN SMH membuka langsung kegiatan ini di kompleks Fakultas Ushuluddin dan Adab.
Dalam workshop ini sekitar 25 orang ahli dari Indonesia dan Belanda mendiskusikan situs-situs arkeologi, warisan budaya, benda-benda, dan praktik-praktik yang berkaitan dengan kekerasan kolonial, melalui serangkaian kegiatan kunjungan lapangan, seminar, dan wawancara. Kegiatan dilakukan baik di Jakarta, Serang, maupun Yogyakarta.
Dalam kegiatan ini didiskusikan keterlibatan komunitas dan institusi dengan warisan kekerasan kolonial, baik di Indonesia maupun di Belanda, melalui situs-situs arkeologi, benda-benda budaya, dan praktik-praktik budaya takbenda. Keterlibatan ini dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari konservasi warisan budaya di situs-situs dan museum, pariwisata regional dan kegiatan ekonomi lokal, dan kampanye politik dan sosial kontemporer di mana objek dan peninggalan arkeologi memainkan peran sentral.
Tampil sebagai peserta dan/pembicara dari FIB UGM adalah Adieyatna Fajri, Daud Aris Tanudirjo, Tular Sudarmadi, Sektiadi, Mahirta, Mimi Savitri, Farabi Fakih, dan Satrio Dwi Cahyo, sementara dari Belanda terdapat Prof. Martijn Eickhof, Prof. Daan Raemaekers, Prof. Nanci Adler, dan Klaas Stutje. Dari UIN SMH terdapat Prof. Mufti Ali, Prof. Yanwar Pribadi, Rohman, dan Aris Muzhiat. Dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terdapat Moh. Ali Fadhilah. Dari birokrasi terdapat Panggah Ardiansyah dan Lita Rahmiati. Kegiatan ini juga diikuti oleh empat mahasiswa Prodi Arkeologi dan Prodi Sejarah FIB UGM.